Cina India Kaum Pendatang

Sabtu, 18 Jun 2011

Kisah pertanyaan Nabi Adam dan Iblis kepada Allah SWT....

Bersegeralah kita dengan keampunan Allah SWT.....
DIKISAHKAN dalam sebuah kitab bahawa Nabi Adam as telah bertanya kepada Allah SWT mengenai beberapa perkara:

“Ya Allah, Engkau benar-benar menguasakannya ke atas diriku. Oleh itu tidak mungkin aku dapat menolaknya melainkan dengan pertolongan Engkau.”
Lalau Allah SWT berfirman yang maksudnya: “Tidak akan dilahirkan seorang anak bagimu, melainkan Aku serahkan anak itu kepada malaikat yang selalu menjaganya.”

Nabi Adam berkata lagi: “ Ya Allah, tambahkan lagi untukku.”
Maka Allah SWT berfirman yang maksudnya: “Setiap kebaikan akan dapat sepuluh kali ganda.”

Nabi Adam berkata lagi: “Ya Allah, tambahkan lagi untukku.”
Allah SWT berfirman yang maksudnya: “Tidak akan Aku cabut taubat daripada mereka (manusia) selagi nyawa-nyawa mereka masih dalam tubuh mereka.”

Nabi Adam berkata lagi: “Ya Allah, tambahkanlah lagi untukku.”
Lalu Allah berfirman dengan maksud: “Aku akan mengampuni mereka dan Aku tak peduli (apa yang telah dilakukan).”

Kata Nabi Adam: “Sekarang cukuplah untukku.”

Kemudian tiba giliran Iblis pula bertanya kepada Allah SWT, “Ya Tuhanku, Engkau jadikan di kalangan anak cucu Adam beberapa utusan dan Engkau turunkan kepada mereka beberapa kitab. Oleh itu, siapakah yang akan menjadi utusan-utusanku?”
Allah SWT menjawab dengan firmannya yang bermaksud: “Utusanmu itu ialah tukang-tukang nujum.

Iblis bertanya lagi, “Dan apa pula yang menjadi kitabku?”
Firman Allah dengan maksud: “Kitabmu ialah tahi lalat buatan.”

Bertanya lagi Iblis, “Ya Tuhanku, apakah yang menjadi hadisku?”
Firman Allah SWT yang maksudnya: “Hadismu ialah semua kata-kata dusta dan palsu.”

Iblis terus bertanya, “Ya Tuhanku, apakah pula quranku?”
Firman Allah maksudnya: “Quranmu ialah nyanyian.”

Tanya Iblis lagi, “Siapakah yang menjadi muazzinku?”
Firman Allah SWT dengan maksud: “Muazzinmu ialah seruling.”

Iblis bertanya lagi, “Dan apakah yang menjadi masjidku?”
Firman Allah, maksudnya: “Masjidmu ialah beberapa pasar.”

Tanya Iblis lagi, “Ya Tuhanku, apakah yang menjadi rumahku?”
Allah SWT menjawab dengan firman yang bermaksud: “Rumahmu ialah bilik air tempat permandian.”

Iblis bertanya lagi, “Ya Tuhanku, apakah yang menjadi makananku?”
Firman Allah yang maksudnya: “Makananmu ialah sesuatu makanan yang tidak disebut namaKu.”
“Apa pula minumanku?”, tanya Iblis seterusnya.
Allah berfirman yang maksudnya: “Minumanmu ialah sesuatu yang memabukkan.”

Akhir sekali Iblis bertanya, “ Ya Tuhanku, apakah yang menjadi alat perangkapku?”
Firman Allah yang maksudnya: “Perangkapmu ialah perempuan.”

Dengan terbacanya kisah ini hendaklah kita berusaha menjauhkan diri daripada perangkap-perangkap Iblis itu.

Apabila kita takutkan seseorang atau sesuatu, kita hendaklah menjauhkan diri darinya. Tetapi apabila kita takut kepada Allah SWT, hendaklah kita mendekatkan diri kepadaNya.
Wallahhualam.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan

>

Post Ter'latest' dari Senarai Blog